Sedikit cerita dan 'pesan moral'nya
Akhir-akhir ini aku ngerasa semakin kesini, semakin aku ngerasa kosong, dimana teman dekat tak lagi sedekat jaman sekolah, keluarga sibuk dengan kegiatan masing-masing, kegiatan organisasi sudah berkurang dan akademik gak sesibuk semester awal.
Dengan keadaan ini, aku berpikir kalau ini lah saat yang tepat untuk mengeksplor diri, mencari hal baru, ngembangin hobi, mencari lebih banyak teman dan relasi. Aku masih muda dan belum sibuk.
Banyak hal baru yang mulai aku lakuin mulai dari belajar bahasa Spanyol (yang sampai saat ini belum lanjut), belajar main Bridge (di UKM Unpad), belajar main gitar, ikutan beladiri baru, ikutan kopi darat berbagai komunitas di internet, dan banyak hal lain yang akan aku lakukan.
Selain hal yang disebutkan diatas, aku selingi dengan baca novel-novel thriller (yang menjadi favorit aku di masa-masa semester 6), marathon serial barat, chit-chat sama beberapa virtual friends.
Sampai pada saat dimana aku ketemu temen di satu komunitas yang hobi baca buku non-fiksi.
Aku pernah jadi seorang book-geek yang hobi baca dan belajar waktu SMA (yang berbuah hasil bagus secara akademik). Konten yang aku baca seputar ilmu sosial (filsafat, ekonomi, politik, sejarah, dll.) yang baru aku baca kulit-kulitnya aja.
Ketika bertemu teman yang juga senang membaca buku non-fiksi, aku cukup terpacu untuk kembali meneruskan hobi membacaku (yang sempat terhenti selama masuk kuliah) setelah berdiskusi mengenai berbagai topik dengannya.
Dia merekomendasikan aku beberapa buku menarik yang meskipun belum aku tamati, memberikan semangat baru bagiku untuk mulai membaca lagi.
Aku tipe pembaca non-fiksi yang gak langsung namatin satu buku-satu buku, tapi membaca beberapa buku dalam satu waktu secara bergantian (maklum, bosenan :p). Saat ini aku sedang membaca beberapa buku sejarah dan biografi, serta filsafat. Buku-buku ini memberikanku banyak sekali pandangan baru, informasi baru serta pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya gak pernah muncul di kepalaku (karena sibuk galau :p).
Aku berpikir membaca novel memang menyenangkan, namun membaca non-fiksi sungguh dapat melatih otakku untuk terus bertanya, berpikir terus, namun tetap terbuka terhadap segala pandangan baru. Aku dapat merasakan sudut pandang baru, bahkan sudut pandang orang yang selama ini aku anggap sangat berdosa.
Saat-saat menjadi geek memang hal-hal paling indah dalam hidupku. Tidak perlu bergantung pada orang lain untuk mengatasi kebosanan, atau kesepian. Dengan buku-buku, pikiranku tak pernah sepi. Tak ada ruang dalam otakku untuk merasa kesepian, karena kepalaku selalu ditemani pertanyaan-pertanyaan, throwback sejarah, hingga imajinasi-imajinasi.
Hal ini tentu sangat membantu seorang yang sangat sulit mendapat banyak teman sepertiku untuk mengatasi perasaan-perasaan negatif akibat kurangnya interaksi dengan orang lain.
Well, it turns out that being a geek isn't that bad at all.
No comments:
Post a Comment