Kali ini aku bakal nge-review buku keempat dari kisah Hannibal karya Thomas Harris.
Sebenernya aku baru nonton film pertamanya, Silence of Lamb dan belum pernah baca atau nonton bagian lain (The Red Dragon, Hannibal), tapi kebetulan nemu buku ini di toko. Mengingat akting Anthony Hopkins yang sangat sangat keren dan berlatarbelakang rasa penasaran akan tokoh ini, akhirnya aku coba baca buku ini, "Awal Mula Hannibal".
Hannibal Lecter kecil yang berusia delapan taun, merupakan anak dari keluarga bangsawan di Lithuania. Ia memiliki ayah, ibu serta adik perempuan yang bernama Mischa. Di Kastil Lecter tinggal pula beberapa pegawai seperti koki hingga guru Hannibal, Mr. Jakov.
Suatu saat di masa Perang Dunia II, Hannibal mengalami kejadian terburuk di hidupnya. Keluarganya dibantai oleh tentara Nazi. Tersisa ia dan adiknya, disekap oleh tentara Nazi yang kelaparan.
Mereka adalah Dortlich, Grutas, Milko, dan Grentz. Ketika kehabisan makanan dan lelah berburu, mereka membunuh dan memakan Mischa dengan sadis. Menurut Lady Murasaki di akhir cerita, jiwa Hannibal menghilang disini, hingga tersisa dendam dalam hatinya.
Hannibal yang selamat akhirnya tinggal di panti asuhan. Pada usia 13 tahun, pamannya, Robert Lecter dan istrinya Lady Murasaki mengadopsi Hannibal.
Kegilaan Hannibal muncul saat seorang tukang daging bernama Paul menghina Lady Murasaki di pasar. Ia murka dan membunuh Paul, memotong dan memasak kedua belah pipinya.
Tak lama setelah itu Robert meninggal dan menyisakan mereka berdua.
Begitulah awal mula kemunculan tokoh kriminal cerdas yang terkenal tersebut. Tidak mengherankan melihat masa lalunya yang sungguh mengerikan, di usia yang sangat dini. Dalam buku ini, diceritakan petualangannya dalam usaha membalas dendam kepada keempat tentara perang yang membunuh adiknya tersebut.
Novel ini tidak membingungkan pembaca dengan alur maju-mundur seperti novel thriller pada umumnya. Hal ini merupakan poin yang bagus karena pembaca dapat terfokus pada kepahitan hidup Hannibal, pembentukan sosok seorang Hannibal hingga dapat merasakan kegilaannya lebih dalam, daripada sekedar menebak-nebak jalan cerita yang membingungkan.
Hannibal dalam novel ini tumbuh sebagai sosok yang terpelajar, namun hatinya sedingin es. Berawal dari sekedar pembalasan dendam sampai ia sendiri menikmati-membunuh orang-orang tersebut.
Thomas Harris mendeskripsikan suasana dalam cerita dengan baik, meningkatkan level kengerian para pembaca membayangkan menyaksikan sendiri Hannibal membunuh satu per satu korbannya.
Yep, novel ini menjadi salah satu novel thriller favorit aku.
Rating: 4/5
No comments:
Post a Comment