Kali ini saya akan me-review salah satu buku dari penulis fiksi yang cukup produktif, Tere Liye (Hafalan Shalat Delisa, Senja Bersama Rosie, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin).
Cover |
Sinopsis |
Signed by Tere Liye ! yay |
Sebenarnya saya sudah lama namatin buku ini, yaitu sekitar awal tahun lalu (2015). Awalnya saya belum bisa menebak bagaimana isi ceritanya, hanya tertarik pada covernya yang unik. Sinopsis singkat di cover belakang buku yang menjelaskan tentang "Negeri para bedebah yang isinya penuh musang berbulu domba". Saya berasumsi bahwa mungkin novel ini berkaitan dengan negara kita yang penuh dengan koruptor. Menurut saya ini merupakan topik yang bagus untuk diangkat ke dalam novel, saya pun membelinya.
Kemudian saya coba membacanya dan ternyata buku ini sangat menarik! Membacanya seperti menonton film hollywood, tak sabar untuk mencapai akhir. Pada akhirnya buku ini menjadi salah satu buku favorit diantara deretan novel-novel lokal di rak buku saya.
Cerita dimulai dimana Thomas, seorang konsultan ekonomi sedang berada dalam sesi wawancara dengan wartawan wanita dari majalah ekonomi mingguan. Pembicaraan keduanya dipenuhi dengan topik ekonomi, yang meskipun cukup banyak istilah-istilah yang kurang saya mengerti, tetap dapat saya pahami konteksnya sebagai orang awam ekonomi. Kemudian setting berlanjut pada adegan dimana Thomas berdiskusi dengan peserta konferensi ekonomi internasional. Episode (BAB) 1 dan 2 dari novel ini menunjukkan antusiasme Thomas akan bidangnya, serta bagaimana sepak terjang Thomas yang telah mencapai level internasional di bidang ekonomi. Karakter Thomas yang berapi-api, penuh percaya diri, cerdas, serta sedikit arogan dapat terangkum dari bagian awal cerita ini.
Pembangunan karakter seorang Thomas semakin diperkuat pada Episode 3, yang menunjukkan aktivitasnya diluar profesionalisme sebagai konsultan. Thomas memiliki 'klub petarung', sebuah klub tinju yang beranggotakan orang-orang dengan beragam profesi. Dari klub ini lah Thomas mendapat beberapa 'kawan' yang di kemudian hari akan berperan besar dalam 'petualangan'nya.
Pada episode selanjutnya pembaca mulai diperkenalkan dengan keluarga Thomas yang terdiri dari Om Liem dan Opa serta orang-orang kepercayaan keluarga mereka, Ram dan Kadek. Permasalahan utama muncul dimana Bank Semesta milik Om Liem mengalami kekacauan. Om Liem menjadi buronan polisi. Nah, inti dari cerita ini adalah perjuangan Thomas dalam menyelamatkan Bank Semesta dengan melakukan segala hal, nyaris tertangkap polisi, kabur menggunakan Yacht, melobi banyak orang penting, dan banyak lagi.
Bagi saya, sulit membaca Negeri Para Bedebah tanpa dirundung rasa penasaran yang setiap hari semakin meningkat levelnya. Saya merasa dibawa Thomas ikut bersamanya dikejar-kejar polisi atau loncat dari pesawat terbang. Menegangkan!
Rasanya belum tenang bila belum memastikan bahwa Thomas berhasil menyelamatkan Om-nya, sampai-sampai saya rela begadang.
Disamping sensasi greget dan tegang saat membacanya, saya juga mendapat banyak pengetahuan mengenai ilmu ekonomi yang selama ini jarang saya sentuh. Tere Liye berhasil mengemas ilmu tersebut dengan cara yang sangat menarik.
Oh iya, di akhir pun akan ada plot twist yang bisa dibilang lumayan nggak tertebak. Karena itu, Negeri Para Bedebah layak menjadi salah satu koleksi novel temen-temen loh! Selamat hunting buku! =)
No comments:
Post a Comment