Thursday, March 10, 2016

Movie Review: The Intern (2015)

The Intern poster
Source: wikipedia

Pernah nggak sih kita bayangin, apa yang akan kita lakuin setelah pensiun nanti, ketika mungkin pasangan hidup udah pergi dan anak-anak udah berkeluarga?

The Intern bercerita mengenai senior intern program untuk usia 65 tahun ke atas yang diadain oleh salah satu perusahaan fashion online shop yang hampir seluruh karyawannya berusia 20-an. CEO-nya sendiri masih berusia 25 tahun. 

The Intern dimulai dengan 'curhatan' Ben Whittaker (Robert De Niro) sebagai seorang duda pensiunan perusahaan buku telpon (yellow pages) berusia 70 tahun. Adegan pertama nunjukin aktivitasnya berlatih yoga, kemudian Ben bercerita bahwa ia sudah travelling ke berbagai negara, tapi tetap ngerasa hampa karena ia bingung mau ngapain dan mau jadi apa lagi. 
Ben mengatakan kalau kunci permasalahannya adalah keep moving, pergi kemanapun ia bisa. Ia bahkan nongkrong di Starbuck jam 7.10 pagi, dimana coffe shop tersebut lagi penuh-penuhnya sama orang-orang yang mau memulai paginya (untuk bekerja). 

Ben udah ngelakuin banyak hal untuk mengisi hari-harinya, seperti nonton film, belajar masak, ngerawat tanaman, sampai belajar bahasa Mandarin. Sementara itu anak Ben diceritakan tinggal di negara bagian lain yang berbeda dari tempat tinggalnya.

Cerita sampai pada saat dimana Ben nemuin flyer perusahaan AboutTheFit.com yang lagi buka lowongan senior internship, disinilah Ben nemuin sesuatu yang baru untuk mengisi masa pensiunnya. 

Lucunya, perusahaan About The Fit ini konsepnya anak muda banget. Mereka menghendaki pelamar internshipnya buat bikin video, bukannya ngasih dokumen tertulis (seperti lamaran pekerjaan pada umumnya). Sebagai generasi lama, Ben awalnya kebingungan, akan tetapi dengan penuh semangat ia belajar ini dan itu dan akhirnya dia bisa bikin videonya sendiri. Di dalam video tersebut, Ben bicara seperti seorang profesional, dengan cara yang formal dan bijak, selayaknya karyawan kantoran generasi dulu.

Scene berpindah ke kantor About The Fit yang sangat modern, tanpa ruang pemisah antara karyawan, Karyawannya mayoritas berusia 20 tahunan, tergambar sangat sibuk dengan segala berkas dan telepon masuk. Kemudian Ben diwawancara beberapa karyawan perusahaan tersebut yang masih muda-muda. Wawancara berlangsung sangat non-formal, bahkan ada pewawancara yang ngelipet kakinya ke sofa XD Kontras sekali sama gaya Ben yang 100% formal dengan setelan jas dan koper vintage-nya. Pembicaraan antara Ben dan pewawancara yang lahir di generasi 90an tersebut sangat menarik dan 'greget'. Kalian wajib nonton sendiri deh. 

Ben akhirnya diterima sebagai intern di About The Fit. Ia mulai ngeluarin stuff dan outfit yang biasa dia pakai untuk bekerja dari lemarinya. Yang menarik disini adalah 'statement item' Ben berupa koper tua nya yang berbentuk persegi dan udah nggak diproduksi lagi sama pabriknya xD Rekan kerja yang mejanya sebelahan sama Ben sampai amazed banget. Mau tau isinya apa? Notes, Kleenex, agenda, bolpoin, jam alarm, bahkan kalkulator! Dia bahkan ngeluarin handphone flip Samsung-nya dan langsung dilirik sama temen sebelahnya xD


Bener-bener kontras sama partner intern-nya yang masih berusia 20an yang isi tasnya penuh sama gadget seperti handphone, tab, powebank, USB, headset xD

CEO dari perusahaan ini, Jules Ostin (Anne Hathaway) awalnya bersikap acuh tak acuh terhadap Ben, karena ia merasa nggak bisa akrab sama orang tua. Namun lama kelamaan Jules seperti menemukan sosok sahabat dan ayah dalam diri Ben yang patuh, tenang, bijak dan kebapakan. Ben berperan besar dalam membantu Jules menghadapi masalah-masalah hidupnya.

This is actually the best movie I can enjoy in the early of 2016 (even though it was released in 2015). Alurnya mengalir begitu aja, banyak hal yang bikin giggles sendiri (seperti kekontrasan Ben yang 'kuno', hidup sebagai generasi '45an dengan karakter lain yang merupakan generasi '90an yang sangat modern). Konflik di film ini nggak terlalu dahsyat, namun tetap bisa ngebawa hati jadi gundah gulana.

It's very calming seeing both characters (Ben and Jules) building their unique friendship up. Film ini bikin saya yakin kalau sahabatan sama orang yang seusia kakek kita pun bisa menyenangkan kok! Selain itu, dari film ini juga saya bisa ngerasain sudut pandang Ben sebagai seorang pensiunan yang ngerasa bosan di hari-hari tuanya. 

Soo, this movie is really really worth watching! Enaknya nonton sore-sore sambil ngeteh nih =)

Rating: 4.5/5


No comments:

Post a Comment

< > Home
Nisrina Salma © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.